Texts

pagi Sob, makasih sebelumnya udah mau menjenguk rumah Online gw, bagi loe yang baru baru berkunjung pasti masih penasaran kan dengan issi yang di sajikan itu apa saja?
ya udah gini, . ,
dengan loe melihat semua sajian menu diatas yaa paling g bisa mengira ngiralah isinya apa aja. yang Pasti SUARA_MOTIVATOR itu adalah nama Online saya. nama yang saya Gunakan ontuk browsing browsing, jadi disini nanti Ada 2 kategori Posting, pertama Informasi yang kedua Curhatan curhatan gw(sapa Loe).
Bagi anda yang ingin Ngomen ngomen y Monggo yang ingin coret coret Postingan ato Muka orang ganteng(sapa lagi klo bukan admin) yang ada di atas ini y Monggo Asal yangan di santet aja ya.
ow ea sob, Klo ada yang ingin bertanya tanya tentang apapun itu yang inti jawabannya bisa dijadikan artikel kirim aja melalui form komentar atau link penulis di bawah ini.
(klo cewek Nomor k Save otomatis tp klo Cowok Kadang Error).
ahahaahahaaaa , . ,met Browsing ea sob, Sukses

LINK gw.

yang Ingin Kontak dengan gw Monggo gnakan form berikut.(pribadi maupun Umum monggo).(ow ea cewek diutamakan)haha . .

fb : ARIEL BUKANLAH EKO PETERPAN
Twetter :SUARA_MOTIVATOR
e_mail :melodi_alexa@yahoo.co.id
websie : www.suaramotivator.co.cc
No Hp : 0857555440044(Eko)

Visitors

Advertise

Klo mau! Paste kan html ini d web Mu ya sob , .,

BAGAIMANAKAH MUKA DI SAMPING?

Footer Widget 2

Website terbaik yang di berdayakan awal Mret 2012. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Social Icons

Followers

Featured Posts

Kencan Dengan ABG Mall

Written By Ariel Bukanlah Eko Peterpan on Sabtu, 09 Juni 2012 | 00.33

Bagi pembaca yang baru kali ini membaca ceritaku, ijinkan aku memperkenalkan diri. Aku biasa dipanggil Wawan. Aku berumur 24 tahun dan saat ini masih berstatus mahasiswa di salah satu PTS di Jakarta. Sebuah status yang ingin secepatnya kutanggalkan, agar aku bisa segera menjadi sarjana. Tinggal skripsi yang masih menghadang langkahku.

Seperti telah kuceritakan pada cerita-ceritaku terdahulu, aku telah mempunyai bisnis sendiri, dimana hasilnya lebih dari cukup utk membiayai kuliah dan hidupku di ibukota ini. Termasuk tentunya untuk “biaya kenakalan laki-laki”, hehe..

Siang itu aku sedang suntuk sehabis berjam-jam menghabiskan waktu di depan notebook untuk mengerjakan salah satu proyek dari klienku. Memang aku ingin secepatnya menyelesaikan proyek ini, mengingat nilainya yang cukup besar. Terbayang nikmatnya berlibur di Bali atau Lombok bila nanti telah menerima pembayaran dari klienku ini.



Karena perut sudah keroncongan, aku segera mengambil kunci mobilku dan pergi ke mal di daerah Jakarta Barat untuk makan siang. Memang di kulkas kamar kostku cuma tersisa sepotong pizza bekas semalam. Tiba di mal tersebut, aku menuju KFC untuk makan siang.

Seperti biasa, sehabis makan siang aku cuci mata melihat-lihat toko di mal tersebut. Setelah itu, aku mampir di studio 21 yang terletak di lantai 3 mal itu untuk melihat-lihat film yang sedang diputar. Memang rencananya kalau ada film yang bagus aku ingin nonton untuk refreshing sebelum memulai mengerjakan proyekku lagi nanti malam.

Saat memasuki lobby, setelah melewati lorong yang dipergunakan untuk bermain video-game, kulihat seorang gadis manis sedang duduk sendiri sambil memainkan handphonenya. Aku seperti merasakan “deja vu”. Teringat olehku pengalaman beberapa waktu lalu saat mau menggoda seorang gadis sendirian di lobby studio 21, yang ternyata membawa cowoknya. Tetapi tak mengapa, aku sok nekat saja duduk di sebelahnya sambil tersenyum. Dia juga membalas tersenyum sambil kemudian kembali sibuk dengan hpnya.

“Ren..lo ada dimana sih ? Cepetan dong gue udah di lobby nih” katanya.
“Ya udah..cepetan deh” ujarnya lagi.

“Sedang nunggu pacar ya ?” tanyaku sok akrab
“Nggak kok mas. Teman.” sahutnya singkat sambil tersenyum.
“Mas sendirian aja ?” tanyanya lebih lanjut
“Wah agresif juga nih cewek” pikirku. “Iya sendirian aja. Mau nemenin? Jalan yuk” tanyaku nakal.
“Mau ngajak kemana ?” tanyanya
“Jalan-jalan aja” sahutku. Dia tersenyum lagi menambah manis wajahnya yang berbibir tipis itu.
Aku punya perasaan dia ini ABG nakal yang sering nongkrong di mal-mal mencari mangsa.
“Oh ya, namanya siapa ?” tanyaku
“Elis” sahutnya sambil mengulurkan tangannya
“Wawan” kataku menyambut uluran tangannya. Kuperhatikan penampilan Elis, gadis manis ini. Rambutnya sebahu dgn wajah yang manis. Berpakaian kaos ketat dipadu celana jeans. Buah dadanya tampak menonjol ranum di balik kaos ketat yang dipakainya. Terbayang nikmatnya bila aku bisa merasakan kenyalnya buah dada ranum ABG manis ini.

“Nggak sekolah ?” tanyaku lebih lanjut
“Nggak sedang bolos. Males sih..”
“Emang sekolah dimana ?”
Dia kemudian menyebutkan salah satu SMU Negeri di wilayah Jakarta Barat.

“Hey..sori ya gue telat”. Tiba-tiba seorang gadis menyapa.
“Sialan lo.., gue udah nunggu lama tau..” sahut Elis pada sang gadis.
Kulihat si gadis yang baru datang, dan mataku terkagum-kagum melihat penampilannya. Wajahnya sangat cantik, dengan rambut panjang, mirip dengan Ratu Felissa bintang sinetron remaja yang terkenal itu.

“Ren, ini kenalin teman gue” katanya mengenalkanku.
Kami segera berkenalan. Kemaluanku semakin berontak saat jemarinya yang halus sedikit kuremas saat kami berjabat tangan. Ternyata namanya Rena. Tanktopnya yang seksi semakin menambah hot penampilannya. Tetapi kulihat buah dadanya tidak sebesar kepunyaan temannya. Akan tetapi kulit tubuhnya yang putih mulus menyebar aroma seksual yang tinggi.

“Mau kemana nih mas ? Kita makan dulu aja yuk ?” ajak Elis.
Akhirnya kami bertiga pergi ke sebuah restoran fast food. Saat kami berjalan, banyak cowok yang memperhatikan tingkah laku kedua ABG ini dengan pandangan bernafsu. Terutama kepada Rena yang memang sangat cantik itu. Karena sudah makan, aku hanya memesan minum saja untukku, sementara mereka menikmati makan siangnya. Sambil menikmati pesanan masing-masing, kami berbincang-bincang. Kupancing-pancing mereka, agar aku yakin mereka bisa kuajak check-in nanti. Aku tidak mau kecele, setelah mengeluarkan uang banyak untuk mereka ternyata mereka tidak bisa dinikmati, hehe..

Ingin segera aku merasakan kehangatan dan kemulusan tubuh belia mereka. Akan tetapi, ternyata tidak semudah itu. Banyak proses yang harus dilalui, alias ada biaya yang harus dikeluarkan terlebih dahulu. Sesudah makan, mereka minta dibelikan pulsa HP, terus belanja baju, dll. Tetapi tak apalah, pikirku. Kebetulan baru minggu lalu aku menerima pembayaran dari salah seorang klienku. Memang kalau mau barang bagus ada harga yang harus dibayar. Apalagi terbayang nikmatnya apabila aku bisa menyetubuhi kedua gadis ABG ini secara bersamaan.

“Yuk jalan. Pusing nih di mal terus” kataku setelah mereka selesai berbelanja. Memang aku sudah menentukan limit pengeluaran bagi mereka. Disamping itu, aku sudah tidak tahan ingin segera menikmati tubuh seksi Elis dan wajah cantik Rena.

Mereka akhirnya setuju dan kami menuju tempat parkir. Kukebut mobilku menuju hotel jam-jaman langgananku.

=====

Singkat cerita, kami telah berada di dalam kamar hotel. Tak menunggu lama lagi, langsung kuraih wajah cantik Rena dan kulumat bibirnya. Leher dan pundaknya yang putih mulus segera kucium dan kujilati. Setelah itu, wajah manis Elis menjadi sasaranku. Saat kuciumi bibirnya yang tipis, kuremas buah dadanya dari balik kaosnya yang ketat.

“Buka dulu aja mas..” bisik Rena saat aku masih sibuk menikmati menciumi dan meremasi tubuh temannya.
“Bukain ya” kataku.

Aku menghentikan ciumanku pada wajah manis Elis, dan mereka berdua kemudian melucuti pakaianku.
Tak lama aku telah berdiri hanya dengan mengenakan celana dalam saja. Keadaan itu tidak berlangsung lama, karena jemari lentik Rena segera menarik celana dalamku. Kemaluanku yang telah menegang segera berdiri dengan gagahnya di depan kedua ABG ini. Mata mereka agak sedikit kaget melihat ukuran kejantananku.

“Besar sekali mas. Rena suka..” kata si ABG cantik sambil tangannya mulai mengocok-ngocok penisku perlahan. Sementara Elis tidak berkomentar, hanya bibirnya yang tipis sedikit terbuka. Matanya memandang kemaluanku dengan gemas. Mereka berdua telah berjongkok di depanku.

Rasa hangat segera menjalari kemaluanku saat Rena mulai memasukkan batang kejantananku ini ke dalam mulutnya yang mungil. Kepalanya mulai dimaju mundurkan menikmati kelelakianku. Kupandang ke bawah tampak wajah cantik gadis ini dengan pipi yang sedikit menonjol disesaki alat vitalku. Sementara Elis menciumi dan menjilati pahaku menunggu giliran.

Sesaat kemudian, Rena mengeluarkan penisku dari mulutnya, dan Elis langsung meraihnya dengan bernafsu. Dijilatinya terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya, dan perlahan dia mulai menghisap kemaluanku. Terkadang gadis seksi ini bergumam gemas saat menikmati kejantananku.

Aku tarik tubuh Rena sehingga dia berdiri di sebelahku. Kemudian kembali dengan gemas kuciumi wajah cantiknya. Rena dengan bergairah membalas pagutanku. Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke puting dadaku. Sementara kemaluanku masih menjejali mulut Elis, temannya yang seksi.

Wajah cantik Rena yang sedang menjilati puting dadaku membuatku semakin gemas ingin menyetubuhinya.

“Ayo buka pakaiannya dong sayang..” kataku.
Rena menurut. Dibukanya tanktop dan BH yang dikenakannya. Tak ketinggalan juga celana jeans ketatnya. Dia tampak semakin cantik dengan hanya memakai celana dalam hitam berenda.
“Biarin aja Ren., kamu lebih seksi pakai itu” kataku saat dia ingin membuka celana dalamnya.

Segera kutarik kembali Rena kedalam pelukanku. Kujilati puting buah dadanya. Memang buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi bentuknya yang mencuat dengan puting merah mudanya sangat merangsang sekali.

“Ahh…ssstt…” erangan nikmat keluar dari mulut Rena. Erangan ini semakin keras terdengar saat jemariku mengusap-usap liang nikmatnya. Desahan Rena diselingi dengan gumaman nafsu Elis yang masih berjongkok menikmati kemaluanku.

Jemariku merasakan vagina Rena telah lembab oleh cairan nafsu. Wajahnya yang sangat cantik tampak menggairahkan saat dia mengerang-erang nikmat disetubuhi jemariku. Puting payudaranya juga telah mengeras karena jilatan lidahku. Ingin segera kusetubuhi ABG cantik ini.

“Sebentar ya Lis..”kataku sambil mencabut penisku dari jepitan bibir tipis Elis. Setelah itu, kutarik Rena menuju tempat tidur. Kusibakkan celana dalamnya, dan kuarahkan penisku ke dalam liang nikmatnya.

“Pelan-pelan ya mas..” desahnya perlahan.
Kemaluanku mulai menerobos alat vital ABG cantik ini. Erangannya semakin menjadi. Tangannya tampak meremas sprei ranjang. Mulutnya setengah terbuka, dan matanya terpenjam.

“Ahhhh…ahhhh” desah gadis cantik ini saat aku mulai menggenjot kelaminku di dalam alat vitalnya. Karena sempitnya kelamin gadis cantik ini, baru setelah beberapa kali genjotan penisku berhasil menerobos lebih dalam, walau mungkin hanya dua pertiga batang kemaluanku yang berhasil masuk. Ranjang mulai mengeluarkan deritan-deritan seirama dengan goyangan tubuhku menikmati sempitnya liang vagina Rena. Tubuh mulus Rena mengelinjang-gelinjang merasakan hujaman penisku yang menyesaki liang vagina gadis belia ini. Sementara Elis, temannya yang seksi dengan bergairah menonton adegan kami.

“Kamu buka juga dong Lis” kataku. Elis kemudian membuka kaos ketatnya dan celana jeansnya.
“Biarin aja pakaian dalamnya Lis..” ujarku lagi saat dia ingin membuka BHnya. Elis kemudian kuminta mendekat.

Kuhentikan hujaman penisku di kelamin Rena sejenak, dan kuminta dia merubah posisi. Aku segera berbaring di tempat tidur sementara si cantik Rena menaiki tubuhku. Diarahkannya kembali kelaminku ke dalam vaginanya.

“Ahhhh….” erangnya kembali saat penisku menerobos liang nikmatnya. Dia kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmati kejantananku. Kuraih wajah manis Elis yang ada di sebelahku, dan kami langsung berciuman dengan bergairah. Kuremas buah dadanya yang besar, dan kuangkat daging kenyal ranum ini sehingga keluar dari cup BHnya. Tampak luar biasa seksi Elis saat itu, dengan wajahnya yang manis dan kedua payudaranya yang mencuat keluar. Puting susunya yang kecoklatan segera menjadi santapanku.
“Sstttthhhh….sstttt” erangnya saat kujilati dan dengan gemas kuhisapi buah dadanya yang kenyal itu.

Sementara Rena, temannya yang cantik, masih menggoyang-goyangkan tubuhnya yang mulus di atas selangkanganku. Matanya terpejam dengan wajah yang memerah menambah ayu wajah cantiknya. Tanganku memilin-milin puting buah dadanya. Sementara Elis mulai menjilati puting dadaku.

“Ahhhhh……” erang Rena panjang saat dia mengalami orgasmenya. Tubuhnya mengejang beberapa saat, kemudian lunglai di atas tubuhku. Kuciumi pundaknya yang putih halus beberapa saat, sebelum kugulingkan tubuhnya kesebelahku.

“Giliranmu Lis..” kataku. Elis langsung menghentikan hisapannya pada puting dadaku, dan dengan bergairah dia menggantikan posisi Rena. Disibakkannya celana dalamnya, dan diarahkannya kelaminku ke liang surganya.

“Ihhh..gede banget…iihhhh” desahnya saat penisku menerobos vaginanya. Ranjang kembali berderit keras saat dengan bernafsu Elis menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmatiku. Buah dadanya yang kenyal berguncang-guncang menggemaskan saat ia menyetubuhiku. Terkadang karena gemas, kutarik tubuhnya agar aku bisa menghisapi puting payudaranya.

Cerita Seks - Bosan dengan posisi ini, kuminta Elis menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang. Kusodokkan penisku kembali ke dalam bagian tubuhnya yang paling vital, dan erangan Elis kembali terdengar ditimpali dengan suara derit ranjang.

“Ihh..ihh..” desahnya saat kusetubuhi dia dari belakang. Pantatnya yang montok terlihat sangat merangsang. Sementara kulihat Rena tak berkedip melihat temannya sedang disetubuhi secara “doggy-style”.

“Sini Ren” panggilku. Saat dia menghampiriku, langsung kembali kuciumi wajahnya yang sangat cantik itu. Sementara itu tanganku memegang pinggang Elis, temannya, sambil sesekali menepuk-nepuk pantatnya yang padat.

“Ihh..ihh.. Elis sampai mas…ihhhh..” erang Elis saat mencapai orgasmenya. Kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Sementara itu, aku masih sibuk melayani ciuman Rena. Penisku yang masih tegang sehabis menikmati vagina temannya, langsung diraih dan dikocok-kocoknya perlahan.

Sesaat kemudian kubalikkan tubuh Elis, dan kunaiki tubuhnya. Kujepitkan kemaluanku di antara gunung kembarnya yang besar. Kugoyangkan tubuhku menikmati kekenyalan buah dada Elis. Sementara Rena menyodorkan payudaranya ke mulutku untuk kunikmati.

Rasa nikmat yang luar biasa menjalari syaraf kemaluanku. Aku merasa sudah tak tahan lagi membendung orgasmeku. Kulepaskan pagutanku dari buah dada Rena, dan semakin cepat kugoyangkan tubuhku menikmati jepitan buah dada Elis. Tak lama kemudian, aku menjerit nikmat saat berejakulasi di buah dada ranumnya.

=====

Setelah membersihkan diri, kami bertiga tiduran sambil istirahat di atas ranjang. Elis di sebelah kiriku dan Rena di sebelah kanan. Aku masih telanjang, sementara mereka hanya mengenakan celana dalam saja. Elis telah melepas BHnya yang basah karena ejakulasiku.

“Mas mainnya hebat banget …” kata Rena sambil tersenyum manis.
“Iya..kita berdua aja dibuat kewalahan…”sahut Elis sambil mengusap-usap dadaku.

“Habis kalian cantik-cantik sih. Jadi nafsu nih” jawabku asal.
“Pasti ceweknya si mas puas banget ya Lis..” kata Rena pada temannya.

“Yang gemesin ini lho..gede banget ukurannya. Coba cowokku segede ini..” kata Elis sambil mulai mengusap-usap kemaluanku.
“Iya.Rahasianya apa sih mas ? Biar nanti Rena kasih tahu cowok Rena, supaya bisa bikin Rena puas..” Tangannya yang halus juga mulai merabai kemaluanku yang mulai menegang kembali.

“Mas, buat kenang-kenangan Rena video ya..” ujar Rena tiba-tiba, sambil bangkit mengambil HPnya.
“Jangan ah. Udah nggak usah” tolakku.
“Ah..nggak apa mas. Habis mr.happy-nya gemesin banget deh..Rena nggak ambil mukanya kok..” sahutnya.
“Awas, bener ya. Jangan kelihatan mukanya lho” kataku.
“Mas berdiri di sini aja biar lebih jelas. Terus elo isepin Lis.. Ntar gantian” katanya bak sutradara kawakan.

Kuturuti kemauannya. Aku bangkit dan berdiri di samping ranjang. Elis kemudian berjongkok di depanku, dan mulai menjilati kemaluanku.

“Rambut lo Lis..jangan nutupin” kata Rena sambil mulai merekam adegan itu.

Kubantu Elis menyibakkan rambutnya, dan dia mulai mengulum kemaluanku. Kunikmati jepitan bibir tipis Elis di batang kemaluanku. Tangannya yang halus mengelus-elus buah zakarku.

Rena merekam adegan kami dengan antusias. Aku mengerang nikmat, sambil tanganku membantu menyibakkan rambut Elis yang sedang sibuk menikmati kemaluanku. Cukup lama gadis ABG seksi ini menyalurkan nafsunya.

Sementara tampak Rena sangat terangsang melihat temannya menikmati penisku.

“Lis..gantian gue dong..” katanya beberapa saat kemudian.
Hpnya diserahkan ke Elis, dan gantian Rena sekarang yang berjongkok di depanku. Disibakkannya rambutnya kesamping agar temannya dapat merekam adegan dengan jelas. Dijilatinya perlahan seluruh batang kemaluanku. Lubang kencingku digelitik dengan lidahnya, kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan batang kemaluanku.

“Jangan pakai tangan Ren..” kata Elis yang sedang merekam adegan kami.
Rena kemudian melepas tangannya yang memegang batang kemaluanku, dan ia memaju mundurkan kepalanya menikmati jejalan penisku di mulutnya. Sesaat kemudian dia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan, tetap dengan tanpa memegang penisku, menjilatinya sambil bergumam gemas. Kemudian dihisapnya kembali kemaluanku dengan bernafsu.

Mendapat perlakuan seperti ini bergantian dari kedua gadis belia, aku merasa tak lama lagi akan mencapai kepuasan.

“Arrghh.. hampir sampai nih..” erangku.
“Mas yang ambil ya..” kata Elis sambil menyerahkan hp padaku. Dia kemudian berjongkok bersama dengan Rena. Diambilnya penisku dari mulut temannya dan dikocok-kocoknya.

Aku tak tahan lagi. Sambil merekam adegan, aku berejakulasi membasahi wajah manis kedua gadis ABG ini.

——————-

Setelah beristirahat sejenak, aku memesan minuman. Sambil menunggu pesanan datang, aku meminta hp Rena. Aku ingin memastikan wajahku tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil.

Kami mengobrol beberapa lama di kamar hotel itu, sebelum beranjak pulang menjelang malam. Kuantar mereka kembali ke mal tempat aku bertemu dengan mereka. Kuberi mereka uang taksi secukupnya.

“Makasih ya Mas. Sering-sering telpon kita ya..” ujar Rena saat turun dari mobil.
“Ok, daaggh..” kataku pada mereka berdua.

Aku segera menjalankan mobilku kembali menuju tempat kost. Sehabis makan malam, aku melanjutkan mengerjakan proyek dari klienku. Pikiranku telah menjadi fresh kembali setelah diservis oleh Rena dan Elis, ABG Mal yang cantik.

Tamat.
00.33 | 0 komentar | Read More

Keluarga yang kesepian tapi mupeng

Kejadian ini berawal dipertengahan bulan Mei yang lalu, kurang lebih setelah peristiwa yang tidak aku sangka-sangka. Cobalah baca “Tahun Baru yang Indah”. Dan sekarang terjadi lagi yang aku sangat tidak diduga sama sekali.

*****

Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,
“Hey.. kok.. melamun?” katanya.



Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.
“Eee.. Ditanya kko masih diam sih?” wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
“Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?”
“Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?”
“Kemana Tante?” tanyaku.
“Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?” karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.

Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.

Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,
“Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam?” yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
“Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai”, kata Mbak Hanny.
Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.

“Nah dewa sekarang tinggal kita berdua”, katanya.
“Mrmangnya ada apa tuh Tante?” kataku heran.
“Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak,” begitu timbalnya.
“Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki”, sambil memeluk aku dan memohon,
“Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi
“Ii.. Yaa, mau.. Tante?” jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.

Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah. Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu. “Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah?” gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.

Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. “Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku.
“Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta,” kata Tante Mey.
Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.

“Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?”
Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
“Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?”
Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.
“Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?” Tante Mey meringis memohon.

Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..
“Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?”
“Kenapa Tante?”
“Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?”
“Ooohh..?” jawabku.
“Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis,” katanya.
Selang beberapa menit,
“Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?”
“Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?”

Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.
“Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang?” lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
“Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..?” ceracaunya.

“Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan?” timbalku.
Tiba-tiba, “Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?”
“Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?”
Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.
“Tante aku mau keluar nih..?” kataku, “Dimana nih keluarinnya..?”
“Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?”
Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..
“Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..?” erangku.

Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
“Ada apa Mbak?” tanyaku.
Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
“Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please..”
Dia mempertegas, “Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak,” sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
“Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku,” jawabku vulgar.
“Kita entotannya dilantai karpet aja yah?” kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, “Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang,” dia mempertegas.

Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..
“Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..?” erangnya.
“Sakit Mbak?” tanyaku.
“Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?”
Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?
“Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..?” sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
“Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?”

Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.
“Iiihh.. Kakak lagi ngapain?” mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.

Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
“Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?”
“Ii.. ittuu.. ada..?”
“Ada apa?” katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
“Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!”
Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. “Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?” kata Mbak Hanny.
“Kak aku ingin ngerasain dientot yah?” tanya Shelly sama kakaknya.
“Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa,” timbal poppy.
“Iyah kan Kak?” tanya poppy pada Shelly.
“Iyah nih.. Gimana sih..?” timbal Shelly.
“Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut?” terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
“Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?”
“Sini jangan ribut..” kata Kakaknya lagi, “Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis” Tanya kakaknya.
“Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh..”

Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.
“Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..?” erangan Mbak Hanny.
“Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali”

Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.

Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
“Benar nih, vagina kamu mau aku masukin?” tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
“Mau sekali Kak..?” jawabnya.
“Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia?” jawab polosnya.

Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..
“Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..?” sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.
“Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?”
Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
“Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak?” katanya.
“Iyah Shelly sayang, gimana enak kan?” tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.
“Enak.. sekali.. Kak Dewa..”
“Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi?” lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..
“Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh..” eranganya.
Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
“Sudah dong kak..?” kataku pada Mbak Hanny.
“Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini?” kataku lagi

“Iyah Kak Hanny, sudah dong kak?” kata Poppy.
“Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali?” katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.
Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
“Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.”
“Bleess.. Bless.. Bleess..”

“Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh..” Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
“Sakit yah?” tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
“Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut,” katanya.
Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
“Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya.
Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
“Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah..”

Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,
“Aku mau keluar nih?”
“Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah..”
Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..
Crott.. Croott..
“Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?” eranganya.
“Makasih.. Yah kak..?” sambil dia tersenyum.
“Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih.”
“Aku mau keluar nih, dimana sayang?” tanyaku.
“Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis..”
Ccrroott.. Crroott.. Crott..
Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.

Gile.. Benerr.. sekali ngentot dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante. Tamat
00.31 | 0 komentar | Read More

Janda Muda Yang Agresif

Janda Muda Yang Agresif, Peristiwa itu bermula ketika aku berkeinginan untuk mencari tempat kos-kosan di Surabaya. Pada saat itu, pencarian tempat kost-kostan ternyata membuahkan hasil. Setelah aku menetap di tempat kost-kostan yang baru, aku berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja namanya Varia. Usia Varia saat itu baru menginjak 30 tahun dengan status janda Tionghoa beranak satu.

Perkenalanku semakin berlanjut. Pada saat itu, aku baru saja habis mandi sore. Aku melihat Varia sedang duduk-duduk di kamarnya sambil nonton TV. Kebetulan, kamarku dan kamarnya bersebelahan. Sehingga memudahkanku untuk mengetahui apa yang diperbuatnya di kamarnya.

Dengan hanya mengenakan handuk, aku mencoba menggoda Varia. Dengan terkejut ia lalu meladeni olok-olokanku. Aku semakin berani mengolok-oloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku pura-pura berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku. Eh.. ternyata dia tidak menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku.

“Awas kau.. entar kuperkosa baru tahu..” gertaknya.
“Coba kalau berani..” tantangku penuh harap.



Aku menatap matanya, kulihat, ada kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan lelaki. Kemudian, tanpa dikomando ia menutup kamarku. Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak membuang-buang kesempatan itu.

Aku meraih tangannya, Varia tidak menolak. Kemudian kami sama-sama berpagutan bibir. Ternyata, wanita cantik ini sangat agresif. Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan. Ia terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri. Tanpa basa-basi, ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya.

“Oh.. ennaakk.. terussh..” desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh. Tiba-tiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku.

“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..” Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.

Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.

“Oh.. aduhh..” teriakku kenikmatan.

Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku.

“Oh.. tahann.. sshh. Uh.. aku mau kkeluaar.. Oh..”

Dengan seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Varia berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa.

Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Varia tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.

Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Varia melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.

“Ohh.. Teruss Ted.. Teruss..” desahnya.

Cerita BF - Kuhisap-hisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur. Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal.

Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.

“Oh.. teruss.. Ted.. Aduhh.. Nikmat..”

Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti ular cobra.

“Ted.. oh.. teruss sayangg.. Oh.. Hhh.”

Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.

“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..” teriakannya semakin merintih.

Tiba-tiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak.

“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh.. Oh.. Croot.. Croot.”

Ternyata Varia mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat.

Varia masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Bless..

“Oh.. enakk..”

Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Varia.

“Oh.. Variaa.. sayang.. enakk.”

Batang kontolku sepeti dipilin-pilin. Varia yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.

“Oh.. Ted.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..”

Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Varia.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.

“Kamu di bawah ya, sayang..” bisiknya penuh nikmat.

Aku hanya pasra. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi. Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya. Varia dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.

“Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..” erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“Oh.. Varia.. terus goyang sayang..” teriakku memancing nafsunya.

Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.

“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..”

Ternyata Varia telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma.

Kemudian aku membalikkan tubuh Varia, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut.

“Oh.. Varia.. Nikmatnya.. Aku keluuarr..”

Crott.. Crott.. Tttcrott.

Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Varia.

“Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.”

Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Varia memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kontolku.

Kemudian, tanpa kukomando, Varia berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya. Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lobang memeknya. Varia terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli.

“Ohh.. Varia.. Geli..” desahku lirih.

Namun Varia tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina varia membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.

“Oh.. Ted.. nikmat.. ya.. Oh..” desisnya.

Varia menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.

“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.

Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.

“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya.
“Ted.. Akukk ohh.. Keluuaarra.. Ssshhss..”

Cerita Panas - Ia menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Varia merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya.

Varia terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.

“Oh.. Varia.. Teruss.. Teruss..” rintihku menahan sejuta kenikmatan. Varia terus mempercepat gerakan kepalanya.
“Au.. Varia.. Aku.. Keluuarr.. Oh..”

Croott.. Croott.. Croot..

Maniku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara varia seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.

“Terimakasih sayang..” ucapku..

Aku merasa puas.. Ia mengecup bibirku.

“Ted.. mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.” Aku hanya terdiam.

Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, sedangkan Varia mengulum penisku. Di kala pagi, penisku selalu ereksi, diemut-emutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat kemaluannya karena gemas.

Sekian.
00.30 | 0 komentar | Read More

Dea, Cewek Billiard yang Manis dan Manja.

Dea, Cewek Billiard yang Manis dan Manja.

Ini adalah true story dimana peristiwa ini terjadi sekitar 7 tahun yang lalu. Aku akan menyamarkan nama-nama karakter maupun tempat yang akan kulibatkan dalam cerita ini, jadi kalau ada nama karakter yang sama dengan cerita ini, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pertama-tama aku ingin memperkenalkan diri. Aku seorang pria lajang bernama Hans dengan tinggi badan 172 cm dan berat 68 kg, berpenampilan lumayanlah untuk sekedar memikat para wanita. Aku sejak berumur 20 tahun sudah hidup berdikari. Aku kuliah (sekarang sudah lulus) dan bekerja. Aku bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupku, baik untuk makan, bayar kuliah, atau sekedar untuk bersenang-senang.

Di suatu senja selepas kuliah kira-kira pukul 18:45 aku langsung memacu motorku ke tempat nongkrong di gang Bangau di Senen. Di sana kehadiranku sangat diharapkan karena aku agak ngocol kalau diajak bercanda.


"Hei Hans acara elo kemana nih ntar malam," sapa seorang teman sesampainya di sana.
"Tau Lim (Kimlin) gue bingung nih, gue sih bisa kemana aja, emangnya anak-anak pada mau kemana?"
"Tau tuh. Tapi si Franki ngajakin nyodok (istilah main bilyard). Mau nggak Hans?" kata Kimlin.
"Gue mah boleh aja tapi anak-anak yang lain mau nggak?"
"Hans, anak-anak sih mau soalnya wasitnya banyak yang cakep,"
"Loh mau nyodok di mana? Bukan di tempat biasa?"
"Di Coxxx."
"O... enak nggak di sana mejanya?"
"Lebih enak lagi," Kata si monyet temanku.
"Ya udah kalo anak-anak mau sih."

Akhirnya kami semua berangkat ke lokasi. Sesampainya di sana kami langsung mencari meja kosong. Tentunya satu meja untuk beramai-ramai (yang kalah main ganti orang biar agak irit mainnya). Aku melihat sekeliling ruangan. Bagus juga tempatnya. Memang sih wasitnya cakep-cakep. Sambil melihat-lihat, Aku menangkap sesosok wajah yang boleh dibilang paling cantik sih dibanding wasit yang lainnya di tempat itu.
"Hei Hans giliran elo tuh..."
"Ha eh sorry lagi liat-liat nih," kataku.

Setelah aku memukul bola, kudekati wasit yang sedang menghitung di meja kami.
"Mbak, wasit yang itu namanya siapa sih?" sambil menunjuk sosok cantik yang kulihat tadi.
"Kenapa tanya wasit itu? Cakep kan?"
"Iya sih boleh juga."
"Dea namanya. Kenapa naksir ya?"
"Nggak," kataku.
"Kamu kayaknya baru sekali yach dateng ke mari (tempat bilyard maksudnya)."
"Iya..."
"Makanya sering-sering dong kemari."
Aku tersenyum sambil menjawab, "Iya deh...!"

Cerita Seks - Keesokan harinya aku balik lagi ke sana. Sama anak-anak lagi. Tentunya menunggu wasit yang bernama Dea itu. Dan akhirnya bisa juga diwasitin sama si Dea. Wah semangat banget anak-anak mainnya. Ada juga yang menggoda. Aku lebih memilih untuk duduk diam sambil ngobrol sama Dea sambil mengomentari anak-anak yang bermain bilyard. Sambil mengomentari anak-anak main, diam-diam aku melihat lekuk tubuh Dea. Dia badannya bagus. Terlihat dari kaos ketat yang dia pakai. Dengan ukuran payudara sekitar 34B. Pinggulnya juga tidak terlalu besar. Yah ideal lah untuk seorang wanita. Dan yang lebih wah lagi ternyata Dea merupakan wasit primadona di sana. Jadi banyak juga pemain bilyard yang mau mengincar dia, baik diwasitin, ataupun yang lain. Ya temasuk aku juga sih. Akhirnya kami ngobrol. Aku bertanya macam-macam, tentunya pura-pura kenalan dulu sekedar basa-basi.

"Dea," katanya (sambil berjabat tangan).
"Hans. Kamu udah lama jadi wasit di sini?" aku membuka percakapan.
"Hmm.. lama juga. Hampir 8 bulan."
"Wah lumayan juga yach."
"Iya."
"Kamu umur berapa Dea?"
"Baru 20," katanya.
"Kamu?" dia balik bertanya.
"Udah 23 (umur saya saat itu). Kenapa?"
"Ah nggak pa-pa. Kamu kayaknya baru-baru aja yach main di sini."
"Iya. Kok tau?" kataku.
"Iya nggak pernah keliatan," sambil tersenyum.
"Sering-sering dong kemari," katanya.
"Wow pasti, soalnya ada Dea sih." dia cuma tersenyum.

Berawal dari obrolan itu akhirnya aku sering main bilyard di situ, dengan Dea sebagai wasit tentunya. Terkadang aku pun sering menawarkan sesuatu seperti minuman atau makanan (di luar gedung suka banyak orang yang jualan). Di samping itu aku pun berniat untuk mendapatkan dia. Yah untuk iseng aja soalnya aku dulu suka sekali nyobain perempuan-perempuan baik perempuan baik-baik maupun yang nakal. Tapi setelah kupikir, saingannya banyak juga karena yang bermain di sana matanya pasti melihat ke Dea. Tatapan mereka pun bukan sekedar tatapan biasa tetapi bagaikan tatapan seekor singa yang sedang mengincar seekor domba. Aku sih cuek aja soalnya aku menganggap ini suatu kompetisi. Namanya juga lagi usaha. Jadi kalau dapat syukur nggak dapat ya udah. Lagi pula Dea sepertinya memberikan lampu hijau kepadaku kalau dilihat dari sikapnya setelah beberapa kali aku datang dan diwasitin olehnya.

Setelah melihat sikap Dea seperti itu, aku mencoba untuk berbicara kepadanya (berbicara serius tentunya).
"Eh Dea, kayaknya aku suka nih sama kamu." rayuku gombal.
"terus memangnya kenapa..?" tanyanya.
"Kita jadiin yuk! mau ngak kamu..."
Dia dia sejenak.
"Kenapa?" Tanyaku, "Ada yang marah yach?"
"Nggak. Siapa yang marah!?"
"Nggak... siapa tau aja.." kataku, "Jadi mau nih...."
"Hmmm," sambil mengangguk.
"Yes!" kataku dalam hati.

Kami pun akhirnya resmi pacaran. Tapi aku tidak menganggap serius. Dea pun kukira begitu. Jadi sekedar have fun saja. Kebetulan, dalam hatiku. Setelah kejadian tersebut aku jadi lebih sering datang ke sana terutama malam. Terkadang aku datang sendiri, terkadang bersama Kimlin, terkadang rame-rame. Yah sekedar setor muka sekalian ngobrol-ngobrol. Jika Dea tidak ngewasitin kita, setelah selesai ngewasitin meja lain dia langsung ke meja kami. Aku pun terus berpikir, "Gile nih Dea... Body oke... gue udah bisa jalan sama dia... masa sih gue ngak bisa ngedapetin tubuhnya!" Sampai suatu malam kucoba mengajak dia untuk main ke tempatku (kebetulan aku kost waktu itu).

"Eh Dea, acara kamu kemana selesai tugas?"
"Nggak ke mana-mana kok."
"Main ke tempatku mau?"
"Mmm (sambil berpikir) boleh..."
Yes lagi dalam hatiku. Akhirnya dengan membonceng dia, kuajak Dea ke tempat kost-ku yang lumanyan jauh jaraknya.

"Yah beginilah tempat bujangan," kataku membuka pembicaraan sesudah sampai di tempat kost-ku.
"Lumayanlah buat ukuran kamu yang masih sendiri. Eh Hans, ngomong-ngomong ada yang marah nggak Dea kemari?" sambil tesenyum.
"Nggak kok," kataku.
"Ah masa sih? Dea nggak percaya.."
"Bener lagi (kebetulan aku masih single waktu itu), kenapa emangnya?"
"Ah nggak apa-apa kok," kata Dea.
"Dea mau minum apa? teh manis yach?" kataku.
"Boleh..."

Kemudian aku mulai merebus air dan membuatkan teh manis untuk Dea. Sesudah selesai aku membuatkan teh manis untuknya, kami mengobrol kembali dan ternyata Dea sudah tiduran di kasur busa ruangan kost-ku. Sambil menaruh cangkir teh di meja, aku mencoba untuk memeluknya. Ya ampun... si junior mulai bereaksi juga nih. Soalnya dia sexy sekali. Apalagi waktu dia tiduran roknya agak tersingkap sehingga terlihat sedikit kulit mulus di balik roknya. Dengan sedikit senyum di wajahnya, dia menginginkan aku tidur di sebelahnya. Aduh mak.. bingung juga nih. Soalnya dia lebih agresif, diluar perkiraanku sih. Padahal aku ada rencana untuk memulainya.

Tanpa menunggu lama lagi kubikin remang-remang ruangan di kamar kost-ku. Lalu aku tidur di sebelahnya. Deg-degan juga sih rasanya. Kemudian tanpa dikomando kami memulai saling berhadapan. Nggak tahu juga kenapa bisa bersamaan mulainya. Dia mulai memelukku kemudian aku memulai mencium keningnya. Lalu dia langsung membalas mencium leherku dan tanpa basa-basi lagi aku menyambar bibirnya yang mungil. Kemudian kami langsung berciuman dengan saling mengulum lidah kami. Gila! dalam hatiku. Nih cewek jago juga ciumannya. Kemudian dia membuka bajuku dan menempelkan lagi bibirnya di leherku. "Ssshh.." dengan lincahnya dia memainkan lidahnya di antara leher dan sekitar belakang telingaku.

"Sshhh... eh Dea.."
"Hemm.. kenapa lagi Say?" katanya terkejut.
"Nggak ada cupang-cupangan yach?"
Kemudian dia langsung menyambarkan lagi bibirnya dengan sedikit bernafsu. Busyet deh. Aku menggeliat sedikit sambil menghindar dan Dea tersenyum.
"Iya deh... Nggak dicupang."
"Suer lho gue kan malu..."
"Emang gue pikirin?" katanya.

Setelah selesai berbicara aku langsung menyambar bibirnya. Kemudian tanganku berusaha melepaskan kaitan bra tanpa membuka busananya terlebih dahulu. Terbuka juga. Aku langsung mengarahkan tanganku ke payudaranya. Gile bener.. 34B, ukurannya pas segenggam. Kemudian aku memainkan puting susunya. "Mmmhh.. sshhh.." desisnya. Melihat kelakuanku dia sadar juga. Akhirnya dia membuka baju yang dia kenakan malam itu, dan langsung menjulanglah dua gunung yang indah menantang itu. Dia rupanya sudah mulai terangsang. Kemudian kuarahkan mulutku ke arah puting payudaranya, lalu kulumat puting susu yang ranum itu secara perlahan tapi pasti. Kujilat sekeliling puting susunya. "Mmmhh..." Dan dia pun sedikit mengejang. Mungkin akibat rangsangan yang ditimbulkan dari kuluman lidahku terhadap puting susunya. Sambil mengalungkan tangannya ke leherku, terkadang menjambak rambutku.

"Ssshh.. aahh.. mmhh.." dia terus menikmati permainan lidahku terhadap putingnya. Tanpa terasa batang kemaluanku pun telah berdiri tegap. Terus terang pembaca, rasanya aku juga sudah mau keluar juga. Atas dasar itu aku menghentikan permainan lidahku dan langsung berbaring sebentar di sebelahnya. "Dea... nyantai dulu yah. Jangan terlalu nafsu. Aku kayaknya udah diujung nih." Tanpa perkataan dia terus mengarahkan bibirnya ke puting susuku dan memainkan lidahnya. Sedikit menggeliat tubuhku karena menahan gejolak yang amat sangat. "Mmhh aahh.." Dia kemudian memainkan lidahnya dari dadaku sampai ke pusar. "Bener-bener deh nih cewek," dalam hatiku. Sambil terus memainkan lidahnya bak mandi kucing, dia mulai membuka celana yang kupakai dan, "Ups..." batang kemaluanku sudah menjulang agak miring sedikit. Sambil terus menjilati, dia memainkan batang kemaluanku. Dia begitu agresif. Akupun tidak mau ketinggalan untuk melawan agresifnya.

Aku pun mulai memainkan payudaranya lagi, dia tetap menjilati seluruh tubuhku. Karena posisinya agak nungging aku mencoba untuk memasukan tanganku ke dalam roknya. Tapi tanganku ditepis. "Lho.." dalam hatiku. Tanganku dipegang olehnya dan kemudian dia merubah posisinya menjadi agak tiduran.
Kemudian dia berbicara, "Hans, Dea aja yach yang puasin kamu.."
"Lho kenapa?" aku bertanya keheranan.
"Lagi M (mens) nih sorry nih..."
Ya ampun kecele deh gue. Sambil tersenyum aku mengangguk.
"Ya udah ngak apa-apa kok, lain kali aja yach Hans puasin kamu."
Dia mengangguk. Lalu dia melanjutkan memainkan lidahnya. Tapi batang kemaluanku... ya ampun... rupanya tidak bisa menerima kenyataan ini.
"Lho Hans, kenapa?" tanya Dea.
"Marah nih si junior," kataku sambil tersenyum, dan Dea pun tersenyum sampai akhirnya kami berciuman dan tidur bersama menghabiskan malam itu dengan penuh kejutan-kejutan yang yang membuat kami saling tersenyum. Tentu saja hatiku sedikit dongkol. Ya gimana nggak dongkol, udah diujung tapi doi lagi palang merah, pusing.. pusing..!

Setelah peristiwa malam itu aku sering mengantar Dea pulang walaupun harus bela-belain berangkat dari tempat kost-ku. Sampai tiba saat yang dinantikan yaitu ketika dia ada waktu dan mau main ke tempat kost-ku. Kejadian sama seperti yang lalu. Kali ini Dea tampil lebih sexy dengan kemeja dan span. Setelah sampai di tempat kost-ku, aku langsung memeluknya dari belakang dan menciumi leher dan belakang telinganya. Sambil tetap memeluk dia aku bertanya, "Lagi M (mens) nggak Non?" tanyaku.
"Nggak..." jawabnya mesra.

Cerita Dewasa - Kemudian dia berbalik dan bibir kami pun beradu dan saling memainkan lidah kami. "Mmmh... sss.. mmhh.." sambil terus kami berkuluman lidah, tanganku mulai membuka kancing kemeja yang dia pakai dan tanganku pun langsung membuka pengait BH-nya. Dan menjulanglah buah dadanya. Sambil meremas-remas aku mengarahkan bibirku di puting payudaranya. Langsung aku mengulum puting payudaranya. Terkadang aku memainkan dengan jariku sehingga dia agak menggeliat-geliat. Sampai akhirnya kupapah dia ke kasur. Lalu aku membuka baju dan celanaku sehingga yang tersisa hanya celana dalam saja. Tentu saja si junior sudah ngecap di situ sampai nongol segala, seperti lagi ngintip.

Kemudian dia pun membuka kemejanya dan rok spannya. Setelah dia membuka kemejanya aku langsung menjilati sekujur tubuhnya. "Mmmh.. sshh.. ahh.." Dea mendesah sambil terus aku memainkan lidahku. Aku kemudian membuka celana dalam Dea karena yang tertinggal hanyalah itu. Kemudian aku melihat kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu kecil. Terkesan sensual sekali memang. Kemudian aku merubah posisiku agar aku dapat juga melihat lebih jelas, kalau perlu menjilati kemaluannya. Aku mencoba untuk mengangkangkan kedua kakinya. Alamak... mungil sekali daging yang berwarna pink pucat itu. Kemudian tanpa aba-aba lagi langsung aku melabrak benda kecil itu. Aku menjilatinya sampai di sela-sela klitorisnya. Dia pun tidak kuasa menahan kenikmatan yang tiada tara tersebut. Aku terus memainkannya sambil menjilati cairan-cairan pelumas yang sudah membanjir sejak tadi.

"Hans, eh ya udah dong, Dea udah becek banget nih," bisiknya sambil dia memutar tubuhnya untuk mendapatkan batang kemaluanku. Melihat itu aku langsung saja mengakhiri acara menjilati kemaluannya. Aku membiarkan dia menjilati seluruh tubuhku. Tentunya dengan rangsangan yang sangat hebat yang sedang menerpa dirinya. "Mmmhh... sshhh..." dia mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. "Sshhh.. ahhh.. mmhhh.." aku menaikkan sedikit pantatku sehingga batang kemaluanku agak masuk ke dalam mulutnya. "Aaahh... ssshh.." dia pun mengocok batang kemaluanku dangan menggunakan mulutnya. Bernafsu sekali. "Mmmpp.. mmpppp... mmmhhh.." sambil memainkan jariku di kemaluannya, ia mendesah kembali. "Ahhh... ssshh..."

"Oh Hans, masukin yach... Dea udah nggak tahan nih."
Aku melihat dirinya seperti hampir dilanda gelombang orgasme yang hebat. Akhirnya dia pun menuntun batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya (saat itu posisiku di bawah). "Blesss..." Karena dia sudah basah sekali, aku pun merasakan licinnya batang kemaluanku ketika mulai menembus liang kewanitaannya. "Ahhh... sshhh... kamu hebat Hans." Aku diam saja sambil mengimbangi goyangannya. "Ssshh.. ahhh.. ssshh.. Hans aku keluar." Benar aku merasakan batang kemaluanku hangat di dalam liang senggamanya. Kemudian dia lemas. Aku menyuruh dia untuk posisi di bawah. Akhirnya aku menghujamkan lagi batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya. "Eeeaahhh..." aku menggoyangkan pantatku naik-turun dengan kakinya yang kukangkangkan. Aku merasakan dia akan orgasme lagi. Sambil menggigit bibir bawahnya dia menatapku penuh harap supaya aku memuncratkan cairan kejantananku. "Ssshh.. aahhh... sabar yach Dea," aku terengah-engah, "Sebentar lagi.." Aku menggoyangkan pantatku secara cepat dan akhirnya... "Ssshhh.. ahhh.. uuhhh.." Aku menekan batang kemaluanku di liang kewanitaannya. "Aaahh.." aku langsung mencium keningnya dan dia memelukku sambil berucap kecil, "Aku sayang kamu Hans, kamu hebat." Aku hanya diam saat itu.

Akhirnya kami pun melakukannya setiap ada kesempatan. Sampai pada akhirnya dia tidak bekerja lagi di Coxxx, dan aku pun tidak tahu lagi keberadaannya. Aku sudah mencoba bertanya kepada teman-temannya yang ada. Mereka hanya bilang, Dea ada masalah keluarga. Harus pulang mendadak. Sampai saat ini pun aku tidak pernah bertemu Dea lagi, kemana aku harus mencari. Aku tidak tahu lagi. Aku coba telepon tempatnya. Ya katanya sama, sudah pulang kampung.

Akhirnya ini hanya menjadi kenangan di mana aku selalu teringat dengan Dea jika sedang melewati tempat main bilyard Coxxx. Sekarang aku sudah berkeluarga. Biarlah ini menjadi kenangan yang tidak akan pernah kulupakan, karena dengan sedikit kegigihan aku berhasil mendapatkan seorang Dea yang ternyata dia adalah seorang wasit primadona dan diperebutkan oleh laki-laki lain bak sebuah kompetisi.

Sekian.
00.07 | 0 komentar | Read More

Adik Ku Sayang Adik Ku nikmat

-”Kamu tahu nggak, Yon.. kalau kamu sebenarnya bukan anak tunggal”, kata ibuku ketika kami sedang makan siang bersama bapak baruku (ibuku baru sebulan lalu menikah lagi). Terkejut juga aku mendengarnya. Hampir tak percaya.
-”Kenapa baru sekarang ibu memberitahu saya?”, tanyaku. Waktu itu aku berusia 22 tahun.
-”Ya, karena ibu baru ingat saja. Kebetulan hari ini hari ulang tahunmu. Jadi, ibu akan bilang kalau di dalam sebuah keluarga, tidak boleh ada kakak beradik laki-laki dan perempuan yang memiliki tanggal dan bulan kelahiran yang sama. Harus dipisah. Kamu lahir 17 Juni, sedangkan adikmu juga 17 Juni. Cuma beda tahunnya. Bahkan saudara kembar laki-laki dan perempuanpun harus dipisah”
-”Lho, apa alasannya?”, aku heran.
-”Ya, itu cuma kepercayaan. Terserah, percaya atau tidak itu hak setiap orang. Kalau kamu dan adikmu tinggal serumah, akan berakibat yang tidak baik. Akan tertimpa sial terus..”, ibu menjelaskan.
-”Ha.. ha.. ha.. sudah era komputer begini ibu masih percaya begituan! Kapan bangsa Indonesia bisa maju kalau masih percaya ilmu gitu-gituan..”, mendadak aku tertawa.
-”Terserah..”, ibu pasrah.


-”Lho, memang sekarang di mana dia”, aku ingin tahu.
-”Lho, apa Tante Yohanna tidak cerita kalau yang studi di Kanada itu adik kandungmu?”, ibuku bertanya sambil makan buah semangka.
Dari cerita ibu, aku tahu adik kandungku bernama Ratna Kemalasari. Sewaktu aku ke rumah Tante Yohanna beberapa waktu yang lalu, Tante nggak pernah mengatakan hal ini. Entahlah, mungkin lupa, atau barangkali ada yang ditutup-tutupi.

Selesai makan, tiba-tiba telepon berdering. Segera kusambar. O, ternyata dari Tante Yohanna. Dia bilang, hari Minggu nanti Ratna akan pulang dari Kanada, sedangkan Dewi (anak kandung Tante) masih berada di Swiss.

Karena Tante berada di kota Yogya, dia minta tolong ke saya agar aku menjemput Ratna di Bandara Soekarno-Hatta. Wah, repot juga, aku belum pernah melihat rupanya Ratna. Gila.. gimana nih?

Akhirnya aku tanya Tante, apakah Ratna punya nomor fax di Kanada. Syukurlah, berdasarkan nomor fax itu aku minta Ratna kirim fotonya dan sekaligus minta informasi tentang nama pesawat, memakai baju warna apa, dan ciri-ciri khas lainnya.

Ketika kuamati foto adikku, wah.. lumayan. Tidak terlalu cantik, tapi juga tidak terlalu jelek. Ya.. mirip Nia Daniati-lah! Cantik adikku sedikit!

Akhirnya aku telepon ke Tante bahwa aku sudah dapat foto Ratna via fax dan akan menjemput Ratna di Bandara beberapa hari lagi.

Akhirnya aku berangkat ke Jakarta. Ibu tidak ikut sebab lebih suka tinggal di rumah, di Bandung. Sebelum ke Bandara aku ke rumah pemberian ibuku di Jl. Magonda Raya, Depok. Rumah yang mungil tapi punya halaman luas dan di depannya ada pohon jambu yang sedang berbuah lebat.

Esok harinya aku ke Bandara. Menit demi menit aku menunggu, akhirnya pesawat yang kutunggu akhirnya tiba.
Mataku tajam menatap semua penumpang satu persatu. Aku mencari seorang gadis dengan ciri-ciri: mengenakan baju warna cream, wajah mirip Nia Daniati, dan di tangan kirinya memegang tustel/kamera. Ketika pada antrian terakhir, gadis yang mempunyai ciri-ciri itu berhasil kutemukan.

-”Ratna..”, suaraku kuarahkan padanya. Dia menoleh..
-”Eh.., Mas Yono ya?”. Aku mengangguk.
Dia berlari kecil. Dijabatnya tanganku. Akupun mencium pipi kiri dan pipi kanannya. Biasa, nggak apa-apa khan? Dalam hati aku kagum, ternyata Ratna lebih cantik dibanding Nia Daniati. Umurnya waktu itu 20 tahun, sedang aku 22 tahun. Selisih dua tahun.
-”Aduuh, nggak nyangka ya, adikku cantik sekali..”, pujiku.
Ratna cuma tersenyum sambil menarik kopor kecil yang ada rodanya.

Akhinya aku dan Ratna menuju ke Depok dengan mengendarai mobil pemberian bapak baruku. Sebenarnya sih, aku ingin mengantarkan Ratna langsung ke ibuku di Bandung dan setelah itu ke Tante Yohanna di Yogya.
-”Gila apa! Masih capek begini..”, adikku menolak langsung ke Bandung.

Akhirnya Ratna beristirahat dulu di rumahku di Depok. Langsung mandi dan setelah itu makan siang di salah satu restoran di Jl. Magonda Raya. Banyak sekali cerita Ratna selama dia di Kanada, mulai dari soal studi, obyek-obyek wisata dan ngobrol apa saja.

Di rumah Depok tidak ada siapa-siapa. Pembantu tidak punya, apalagi waktu itu aku masih bujangan. Kalau butuh makan ya beli. Apalagi Ratna nggak bisa masak. Jaman sekarang memang begitu, banyak gadis cantik, tapi nggak bisa memasak.

Rumah di Depok itu memang kecil. Hanya ada dua kamar tidur. Karena Ratna penakut, akhirnya malam harinya tidur di kamar tidurku. Nggak apa-apa khan? Toh Ratna adikku.

Malam pertama ini nggak ada kejadian apa-apa. Barangkali Ratna masih capek, dia langsung tertidur dengan lelapnya. Aku cuma bisa melotot saja melihat kimononya tersingkap sehingga pahanya yang mulus kelihatan. Walaupun Ratna adik kandungku, diam-diam aku mengangumi keindahan tubuhnya. Nggak apa-apa, khan?

Sebenarnya hari itu aku akan ke Bandung dengan Ratna, tapi Ratna menolak karena masih ingin menikmati kota Jakarta. Adikku masih berada di kamarnya, duduk di depan meja rias sementara aku berdiri di pintu kamarnya.

-”Masuk, Mas.. Kayak rumah orang lain aja!”, katanya sambil terus memoles bibirnya dengan lipstik. Matanya terus memandang kaca di depannya sambil duduk di kursi kecil.
Akupun masuk berdiri di belakangnya.
-”Mas, kebetulan nih, saya mau minta tolong..”, pintanya.
-”Minta tolong apa lagi?”
-”Ini nih, tolong ditarik ke atas..”, sambil menunjuk restluiting belakang gaunnya.
-”Manja..”, Meskipun demikian permintaannya kupenuhi. Kutarik pelan-pelan restluitingnya, ke atas sedikit demi sedikit sehingga punggungnya yang putih mulus tertutup.

Entah setan mana, tiba-tiba aku punya niat buruk terhadap adikku. Dari belakang, kucium pipi kiri adikku. Diam saja. Kemudian yang kanan. Diam saja. Adikku masih tetap memoles bibirnya dengan lipstick warna merah jambu.

Beberapa detik kemudian kucium leher belakangnya.
-”Ah, geli Mas..”, Ratna menggelinjang.
Walaupun kami berdua saling menyadari sebagai kakak beradik kandung, namun barangkali karena sejak kecil tak pernah bertemu, maka pertemuan itu memang rasanya lain, seolah-olah kami bukan sesaudara.
-”Boleh nyicipin lipsticknya yang di bibir?”, godaku.
-”Coba, nih..”, goda adikku sambil menunjuk bibirya. Bikin aku penasaran. Akupun mencoba menciumnya, tapi adikku mengelak. Ternyata dia cuma main-main.
-”Mas, jangan genit ah..”, Ratna bangkit berdiri dan melepaskan pelukanku dan berlari-lari kecil ke kamar tamu.
-”Kamu yang genit..”, akupun mengikutinya. Kulihat adikku tertawa kecil.
-”Coba cium saya kalau bisa”, tantangnya. Membuat aku benar-benar penasaran. Secepat kilat tangan Ratna kupegang, kupeluk erat-erat, kemudian kuangkat tubuhnya dan kubaringkan di kursi tamu yang panjang itu.
-”Kalau bisa cium, nanti kukasih hadiah seratus juta rupiah..”, ujarnya sambil tertawa kecil. Memang, semula niat kami memang cuma bercanda saja. Namun melihat Ratna tubuhnya terlentang dalam kondisi yang pasrah, maka akupun berhasil menaklukkannya. Kutindih tubuhnya, kemudian kucium lagi pipi kiri-kananya. Setelah itu, dengan susah payah, akhirnya Ratna berhasil kucium.

Kalau semula Ratna banyak tingkahnya, begitu kucium, dia tiba-tiba menjadi diam. Akhirnya dengan leluasa aku mencium bibir Ratna bukan sebagai seorang kakak ke adiknya, tetapi seakan-akan terhadap kekasih. Lama kelamaan, Ratna pun mulai membalas ciumanku. Kami saling berpandangan penuh arti. Ada rasa aneh di antara kami berdua. Rasa yang indah.

Kulihat nafas Ratna agak cepat. Nafaskupun demikian. Puas mencium bibirnya, aku cium lehernya, lantas kubelai-belai rambutnya yang pendek itu dengan penuh rasa kasih sayang. Aku mulai terangsang.

Pelan, kuangkat tubuh adikku. Dia diam saja. Lantas kubawa ke kamar tidurnya yang berbau harum itu. Kuletakkan di tempat tidurnya. Kembali aku merebahkan tubuhku di sampingnya. Kucium lagi, Ratna membalasnya dengan penuh gairah. Nafsuku semakin menderu. Darahku semakin bergejolak.

Sambil mencium, tangan kananku mengelus-elus pahanya. Ratna menggeliat. Tanganku semakin binal, terus keatas, keatas, keatas.. agak gemetar sedikit tanganku. Pelan.. kutarik kebawah celana dalamnya. Nggak bisa, soalnya Ratna memakai celana dalam full body, yang bentuknya seperti pakaian renang.

Terpaksa, tangan kananku beralih ke belakang punggungnya. Kutarik restluitingnya ke bawah.. kebawah.. kebawah.. Sedikit demi sedikit gaunnya kutarik kebawah. Dengan susah payah akhirnya berhasil kulepas. Tahap berikutnya, membuka BH dan celana dalamnya.Tidak semudah yang Anda sangka, karena berkali-kali Ratna memasang lagi. Namun aku tak menyerah.

-”Nggak diapa-apain, kok..”, aku meyakinkan.
-”Nggak mau ah..”, ujarnya sambil memasang lagi BH-nya.
Kalau yang begini-beginian sih, aku sudah hafal betul. Ratna sebenarnya ingin.. tapi masih diliputi rasa malu, takut, canggung atau rasa-rasa lainnya. Kalau sudah begini, laki-laki harus pandai memberikan rangsangan dan meyakinkan.

Begitulah,.. sesudah bersusah payah, akhirnya Ratna berhasil kulucuti sehingga tidak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Demikian pula, aku sudah dalam kondisi bugil. Burungku tegak berdiri dengan kerasnya.

Kami berdua saling berpelukan dan masih cium sana cium sini. Buah dada adikku masih rata.Meskipun demian tak mengurangi nafsuku. Kugigit kecil payudaranya. Dia melenguh. Matanya memejam.

Kujilati perutnya, lantas kucium sekitar kemaluannya.Kuremas-remas bulu-bulu kemaluannya yang hitam halus itu. Kulihat Ratna mulai terangsang. Sebentar-sebentar dari mulutnya keluar ssh.. ssh.. sshh.. pertanda kalau dia mulai berkobar nafsunya.

Sekitar satu dua menit kemudian, aku mengambil posisi di atas tubuhnya. Sambil terus meremas-remas tubuh Ratna, ujung burungku mulai kumasukkan ke lubang kemaluan Ratna.

Kulihat Ratna meringis, seolah-olah menahan rasa sakit. Kucium pipinya dan kubisikkan bahwa apa yang akan terjadi tidak akan sakit.
-”Aku belum pernah, Mas”, bisiknya.
-”Tahan dikit.. sakitnya sedikit..”
Begitulah.. burungku mulai masuk.. 25%.. 50%.. 75%.. akhirnya 100%. Ratna memelukku kuat-kuat. Ternyata benar, Ratna ternyata masih perawan. Beberapa tetes darah merah membasahi sprei. Kulihat Ratna menangis. Namun aku tetap menggoyang-goyangkan burungku pelan-pelan.

Sekitar tujuh menit kemudian.. spermaku pun mulai menyemprot keras. Kupeluk tubuh adikku keras-keras. Crut.. crut.. crut.. crut.. Setelah itu aku merebahkan tubuhku di samping tubuh Ratna.
-”Maafkan aku, Ratna..”, kataku.
-”Nggak apa-apa, Mas..”, jawab Ratna polos.

Ratna mengaku, selama di Kanada tidak pernah pacaran, walaupun pergaulan di sana cukup bebas! Masalahnya, dia tidak suka dengan bule. Entah apa alasannya, Ratna tidak menjelaskan. Di Kanada, katanya, memang banyak yang naksir, tetapi nggak ada yang cocok. Bahkan dengan mahasiswa Indonesia yang berada di sana diapun tak suka.

Yang agak mengejutkan,.. Ratna sering melakukan hubungan seks..d engan rekan sejenisnya! Wow.. aku terasa tersambar petir!
-”Jadi, kamu lesbi..?”, aku ingin tahu.
-”Mungkin itu istilahnya. Tapi, itu saya lakukan semata-mata karena aku takut hamil jika kulakukan dengan pria. Jalan keluarnya, aku melakukannya dengan teman sejenis”
-”Bisa orgasme?”
-”Yaah.. begitulah! Kepulanganku ke Indonesia ini ingin menjadi gadis yang wajar-wajar saja..”
-”Maksudmu..?”, tanyaku sambil mengelus-elus pahanya.
-”Ya,.. aku nggak mau melakukannya dengan sesama jenis lagi. Aku ingin menjadi gadis yang normal, seperti wanita-wanita lainnya..”
-”Dengan saya tadi, kamu tidak orgasme, bukan?”, kupandang mata Ratna. Ratna menggeleng.
-”Belum,.. mungkin butuh waktu..”
Sesudah cerita kesana-kemari, akhirnya Ratna menuju ke kamar mandi dan kubantu mengantarkannya. Maklum, Ratna baru saja keperawanannya kurenggut. Masih ada rasa sakit di kemaluannya.

Malam harinya, seusai nonton TV, kami berdua segera menuju ke kamar tidur. Malam itu tak ada rasa canggung.
-”Mas.. jangan marah ya. Malam ini saya ingin merasakan orgasme dengan pria.. Nggak keberatan, khan?”
Aku tak menjawab, tapi langsung aku membuka baju, BH, rok dan celana dalam Ratna. Lantas kurebahkan di tempat tidur. Lagi-lagi kami berdua sudah dalam keadaan tanpa sehelai benangpun.

Kalau Ratna bicaranya blak-blakan, bisa kumaklumi karena dia pernah tinggal di luar negeri yang serba terbuka. Nggak seperti sebagian gadis Indonesia yang serba malu-malu (Iya khan? Aku belum pernah mendengar gadis Indonesia bilang begini: “Mas, tadi saya belum orgasme”. Kalau ditanya cuma senyum-senyum melulu. Iya, khan?).

Malam itupun aku berusaha memenuhi keinginan Ratna. Dengan posisi di atas, aku mulai lagi menggeluti Ratna. Rupa-rupanya Ratna suka permainan yang lembut. Akupun mengikuti irama ini. Pelan-pelan kumainkan burungku, kutarik.. kumasukkan.., kutarik.., kumasukkan.

Untuk selingannya kucium seluruh tubuh Ratna, perutnya, pahanya, punggungnya. Tubuhnya memang indah sekali. Putih, langsing.. cuma sayang payudaranya rata. Nggak apa-apa..

Kugigit pelan telinga kirinya. Dia menggelinjang. Kumasukkan lagi burungku. Kugoyang pantatku ke kiri, ke kanan, ke atas, ke bawah..
Keringat kami berdua mulai mengalir. Cukup lama kami bermain.
Beberapa saat kemudian:
-”Mas.. Mas.. Mas..”, katanya sambil menggelinjang ke kanan ke kiri. Aku tahu, Ratna hampir mencapai titik klimaks. Akupun mempercepat gerakan.. akhirnya.. kami berdua secara bersamaan bisa mengalami orgasme. Kami berdua saling berpelukan kuat sekali. Denyut-denyut kenikmatan kami rasakan. Spermaku muncrat dengan bebasnya ke kemaluan Ratna. Dalam posisi masih berpelukan, kuubah posisi, kutarik tubuh Ratna sehingga berada di atas tubuhku dan aku berada di bawahnya. Kuangkat lututku. Kugoyang-goyang pantatku ke atas ke bawah..

Sesudah itu, kami berdua berpelukan di bawah satu selimut.Capai bercumbu, kami berdua tertidur lelap sampai pagi hari.

-”Mas, Yuk mandi sama-sama..”, ajak Ratna. Kami berduapun mandi bersama-sama, saling menyiram, saling menyabun, sesekali sambil berciuman. Walaupun burungku dalam kondisi tegang, namun tidak ada acara khusus, meskipun Ratna memintanya.

-”Nanti sore saja Ratna. Harus ada jarak waktu..”, ujarku sambil mengeringkan tubuh Ratna dengan handuk berwarna kuning.

Sayang, ibuku dari Bandung sudah menelepon supaya hari itu juga aku mengantarkan Ratna ke Bandung karena ibuku sudah rindu sekali. Apa boleh buat, sesudah makan pagi, dengan kereta apa Parahiyangan kami menuju ke Bandung.

Ibuku menyambut kedatangan Ratna dengan penuh isak tangis karena gembira. Ratnapun demikian. Maklum, sudah belasan tahun tidak pernah bertemu. Aku cuma bisa diam membisu.

Esok harinya Ratna minta ijin untuk jalan-jalan denganku melihat-lihat kota Bandung yang sudah lama tidak pernah dilihatnya. Ibu mengiyakan tanpa rasa curiga sedikitpun.

Padahal, siang itu aku dan Ratna menyewa sebuah kamar di salah satu hotel yang cukup mewah. Di situlah, aku kembali menggeluti Ratna. Ternyata, siang itu Ratna bisa merasakan orgasme sampai dua kali. Katanya, betapa indahnya hubungan seks yang normal. Dulu, dia bisa orgasme dengan sesama teman wanitanya, namun orgasme dengan pria sejati ternyata jauh lebih nikmat!

Esok harinya dengan menumpang kereta api, aku mengantarkan Ratna ke ibu angkatnya, yaitu Tante Yohanna yang berada di kota Yogya. Dasar kami sedang gila, sampai di Yogya bukan langsung ke rumah Tante, tetapi cari kamar lagi di hotel dan kami berdua kembali bergumul. Kali ini kami berdua melakukannya di kamar mandi, sambil berdiri, sambil menyemprotkan air hangat dari shower. Sambil saling menyabun tubuh.

O, alangkah nikmatnya bersentuhan dengan tubuh dalam keadaan penuh air sabun. Rasanya benar-benar nikmat.

Esok harinya aku mengantarkan Ratna ke Tante Yohanna. Tidak ada rasa curiga sedikitpun di raut wajah Tante. Biasa-biasa saja.

Satu bulan kemudian, aku bagaikan tersambar petir ketika menerima fax dari Yogya, dari Ratna, yang mengatakan bahwa Ratna hamil. Inilah kebodohanku! Selama ini jika aku berhubungan seks, aku selalu menggunakan kondom. Tetapi dengan Ratna samasekali tidak pernah. Benar-benar aku bingung! Bodoh sekali aku!

Akhirnya aku interlokal ke Yogya, saya mohon Ratna ke Jakarta dengan alasan mau kerja di Jakarta. Begitulah, akhirnya Ratna ke Jakarta.

Tanpa buang-buang waktu, aku membawa Ratna ke salah satu klinik bersalin di Depok. Dengan imbalan Rp 5 juta, akhirnya kandungan Ratna bisa digugurkan. Agak mudah, karena usia kehamilannya baru satu bulan. Seminggu penuh, Ratna beristirahat total hingga kesehatannya kembali pulih.

Sebulan kemudian, Ratna dapat panggilan kerja di salah satu perusahaan konsultan yang berdomisili di Jl. Tebet Raya. Karena kantornya cukup jauh, Ratna mengontrak sebuah pavilyun mungil di kawasan Tebet. Setiap malam Minggu aku ke pavilyunnya dan mengulangi lagi kepuasan demi kepuasan. Ratna merasa berhutang budi kepadaku karena dianggapnya aku berhasil membebaskan Ratna dari dunia lesbianisme. Ratna merasa sebagai manusia normal..

Ya, kepuasan demi kepuasan kami reguk bersama. Batas antara kakak kandung dan adik kandung terasa tidak ada. Maklum, sejak kecil kami memang tak pernah bertemu..
00.05 | 0 komentar | Read More

Adik Istri ku yang Horny

Cerita Seks - Saya, Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan telah berkeluarga , istri saya seumur dengan saya dan kami telah dikarunia 2 putra.
Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putra-putri yang relatif masih kecil, diantara saudara-saudara istri , saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).
Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masing-masing.


Perlu diketahui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan seks dan juga open minded kalau berbicara mengenai seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34A.

Keakraban ini dimulai sejak tahun 1996 dan berlangsung cukup lama dan pada tahun 1997 sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anak-anak, bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah polah bak orang kaya saja.

Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.
Disamping itu sang suami dengan lenggang keluyuran dengan teman-temannya baik pada hari biasa maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.

Saya menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah ini, karena saya seringkali juga menghadapi masalah yang kurang lebih sama dengannya hanya saja penekanannnya berbeda dengan kakaknya.
Istri saya seringkali ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak berbicara lama sekali.

Akhirnya Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 2-3 kali dalam semingggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme/climax sejak menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks ketibang kualitas.

Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun berlangsung tidak sampai 10 menit.
Siska lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.

Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada penugasan dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi ‘ kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apa-apa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.

Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow, pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja ‘kan kita juga saudara pasti engga akan terjadi apa-apa kok , lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggie car (kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, didalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska , ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak , sesekali dia melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan.

Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi , pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang udah engga apa-apa anggap aja kamu dapat rejeki…. wow wajahnya memerah tambah cantik dia.

Lalu kita nonton tv bareng filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalo begini terus saya bisa enggak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kita nonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini aja, engga usah takut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap disisinya… ..selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ketemu…dan kalau kita berdua menikah dan sebagainya.. …

Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu koq cantik dan anggun sih, Siska menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh koq sih saya engga bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget , Andry come on nanti saya bisa lupa nih kalo kamu adalah suami kakak saya….biarin aja kata saya.

Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut saya…..akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekali…uh indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang abis kamunya sih udah punya pacar…..berlanjut saya kecup juga bibirnya yang sensual dia juga membalas kecupan saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah diperlakukan sehalus ini….kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadanya…dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling bertempur…

Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik bhnya dia menggelinjang saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas bhnya wow betapa indah buah dadanya ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, Andry koq jadi begini….Sis saya suka ama kamu, terus dia menarik diri…saya tidak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini langsung saya samber lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta putingnya… .Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya mengusap-ngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus….
Lidah saya masih bermain diputingnya sambil menyedot-nyedot halus dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal ber cd saja, tangan dia mulai membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke arah pangkah paha dia semakin menggelinjang, ow andry enak dan geli sekali …..

perlahan saya turunkan cdnya, dia bilang andry jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak saya….saya bilang emang saya gila kali, pake bilang-bilang kalo kita ………. setelah cdnya saya turunkan saya berusaha untuk menjilat kelentitnya yang berwarna merah menantang pada awalnya dia tidak mau, katanya saya belum pernah ……, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba lidah saya langsung menari-nari di kelentitnya dia meraung keras….oohhhhhhhh andry ………enaaaaaaaa aaakkkkkkkkkkk sekali…..saya …saya enggak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar sekali sih……… ..terus saya jilat kelentit dan lubang vaginanya… ..tidak berapa lama kemudian dia menjerit…. .auuuuuuuuwwww saya keluar andry oooooooooooohhhhhhh hhenak sekali…..dia bangkit lalu menarik dengan keras cd saya ….langsung dia samber kontol saya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali…..oh nikmatnya… .terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral sex dengan saya……dia terus memainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. …tiba-tiba dia mengisap kontol saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi…….. …dia lepaskan kontol saya, andry ayo dong masukin ke sini sambil menunjuk lobangnya …..perlahan saya tuntun kontol saya masuk ke memeknya…. ..dia terpejam saat kontol saya masuk ke dalam memeknya sambil dia tiduran dan mendesah-desah. …….ohhhhhhhh andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apa-apa, tapi kini saya udah dua kali keluar, kamu baru saja mulai…..waktu itu kami bercinta udah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu…. ……… ……… ..

Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk memeknya…. dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar dan saya tidak pernah menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang,
dia menggelinjang terus tak keruan…… .uhhhhhhh andry saya keluar lagi…..saya angkat perlahan kontol saya dan kita berganti posisi duduk , terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan ,…dia mendesah sambil terus menyebut ohh andry….ohhh andry dia naik turun makin lama makin kencang sambil sekali-kali menggoyangkan pantatnya… ….tangannya memegang pundak saya keras sekali..iiiiiiiiiii hhhhhhhhhhhh uuuuuuuuuhhhhhhhhhh hhhh andry saya keluar lagi ……..kamu koq kuat sekali…… .come on andry keluarin dong saya udah engga tahan nih,,,,,,,, biar aja kata saya…..saya mau bikin kamu keluar terus , kan kamu bilang sama saya , kamu engga pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya bikin kamu orgasme terus……. .iya sih tapi ini betul-betul luar biasa andry,…… ……..ohhhhhhh hhhh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamu……ayo jangan ngaco ah mana mungkin lagi, kata saya…
Saya bilang sekarang saya mau cobain doggy style, apa tuh katanya, ya ampun kamu engga tau, engga tuh katanya, lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan saya masukkan kontol saya ke memeknya yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat kontol saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin kencang….. dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan tubuhnya…. ….andry. …….aaaaaaaam mmmmmmmmmpuuuuuu uuuuuuunnnn dehhhhhhhhhhhhhhhhh hhhh saya keluar lagi nih dan waktu itu saya juga udah mau keluar…… saya bilang nanti kalau saya keluar maunya di mulut Siska, ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh……… cobain dulu ya…..akhirnya dia mengangguk.. ……… .

Tiba saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut kontol saya dan sembari dia jongkok saya arahkan kepala kontol saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocok-ngocok kontol saya dengan sangat bernafsu…. ..sis…. ……… …..udah mau keluar langsung kontol saya dimasukkan ke dalam mulutnya engga lama lagi…..creetttttt tt creeeeeeeettttttttt ttt crettttttttttttttt creeeeeeeeetttttttt ttttt, penuhlah mulut dia dengan sperma saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya.. dia terus menjilati kontol saya sampai semua sperma saya kering saya tanya gimana sis enak enggak rasanya dia bilang not bad……… ……… ……… ……… kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30……. ……… ……… ………
Siska mengecup halus bibir saya…….. ..Andry, thanks a lot ………..saya benar-benar puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup saya……..
00.02 | 0 komentar | Read More
 
berita unik