Texts

pagi Sob, makasih sebelumnya udah mau menjenguk rumah Online gw, bagi loe yang baru baru berkunjung pasti masih penasaran kan dengan issi yang di sajikan itu apa saja?
ya udah gini, . ,
dengan loe melihat semua sajian menu diatas yaa paling g bisa mengira ngiralah isinya apa aja. yang Pasti SUARA_MOTIVATOR itu adalah nama Online saya. nama yang saya Gunakan ontuk browsing browsing, jadi disini nanti Ada 2 kategori Posting, pertama Informasi yang kedua Curhatan curhatan gw(sapa Loe).
Bagi anda yang ingin Ngomen ngomen y Monggo yang ingin coret coret Postingan ato Muka orang ganteng(sapa lagi klo bukan admin) yang ada di atas ini y Monggo Asal yangan di santet aja ya.
ow ea sob, Klo ada yang ingin bertanya tanya tentang apapun itu yang inti jawabannya bisa dijadikan artikel kirim aja melalui form komentar atau link penulis di bawah ini.
(klo cewek Nomor k Save otomatis tp klo Cowok Kadang Error).
ahahaahahaaaa , . ,met Browsing ea sob, Sukses

LINK gw.

yang Ingin Kontak dengan gw Monggo gnakan form berikut.(pribadi maupun Umum monggo).(ow ea cewek diutamakan)haha . .

fb : ARIEL BUKANLAH EKO PETERPAN
Twetter :SUARA_MOTIVATOR
e_mail :melodi_alexa@yahoo.co.id
websie : www.suaramotivator.co.cc
No Hp : 0857555440044(Eko)

Visitors

Advertise

Klo mau! Paste kan html ini d web Mu ya sob , .,

BAGAIMANAKAH MUKA DI SAMPING?

Footer Widget 2

Website terbaik yang di berdayakan awal Mret 2012. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Social Icons

Followers

Featured Posts

Pengusaha Sukses yang Berusia 18 Tahun

Written By Ariel Bukanlah Eko Peterpan on Kamis, 19 Juli 2012 | 22.25

Bisnis aneka minuman cepat saji kian mengalir. Mulai mengusung merek pribadi hingga waralaba (franchise). Bahan dasarnya bisa susu, cincao, teh, sinom alias jamu, buah, hingga yang serba racikan sendiri. Bisnis teh kemasan siap saji misalnya, banyak diminati lantaran keuntungan yang diperoleh cukup besar, cara pembuatannya juga tak sulit.
Meracik teh yoghurt kini menjadi andalannya. Padahal, Victor Giovan Raihan, pelajar 18 tahun ini, semula hanya iseng-iseng saja membuat minuman yang memadukan teh dan susu fermentasi ini. Hasilnya, minuman olahannya ternyata memiliki banyak penggemar.




“Modal awalnya Rp 3 juta dengan meminjam dari orangtua sekitar 2010. Saat ini per outlet paling apes menghasilkan Rp 2 juta per bulan. Outlet lain yang ramai bisa lebih dari itu,” aku pemilik merek Teh Kempot ini.
Ide menamai Teh Kempot berasal dari cara orang minum teh kemasan dengan sedotan, jika teh terasa enak dan hampir habis pasti orang akan terus menyedot hingga bentuk pipinya kempot. Begitu kira-kira harapan Victor menjadikan teh yoghurt berasa paling yummy.
Sulung dua bersaudara yang bersekolah di SMA Negeri 1 Kepanjen ini memiliki 10 outlet yang dikelola sendiri dan 17 outlet yang dikelola oleh mitranya. Bermitra dengannya cukup bayar Rp 3,5 juta dan akan mendapatkan 1 paket booth (gerobak), alat masak dan 100 cup (gelas kemasan) pertama. Dua mitra diantaranya ada di Jakarta dan Palembang, lainnya tersebar di Kota Malang.
“Saya belum berani menjual hak dagang secara franchise karena masih sangat pemula. Jujur saja bisnis teh kemasan siap saji ini marjin keuntungannya bisa 350 persen. Kalau kuliner seperti, Bakso Mercon yang sedang saya kelola, marjin keuntungannya hanya 100 persen,” lanjut putra pasangan Sri Winarsih dan Bambang Hermanto.
Victor memang lebih dulu mengelola bisnis bakso, ketimbang teh yoghurt. Outlet baksonya baru ada lima, kesemuanya ada di Malang. Tahun ini, ia berencana nambah lima outlet. Bisnis yang dikelolanya ini belakangan berkembang ke minuman. Alasannya sederhana, kalau orang makan bakso pasti butuh minum.
“Saya coba beli daun teh setengah matang dari pemasok, saya kelola sendiri lalu saya mix dengan yoghurt (susu fermentasi). Ada rasa lemon tea, stoberi, dan cokelat,” ujar pria yang bermukim di Jl Panji II Kepanjen ini.
Per kemasan atau segelas teh yoghurt ukuran 250 ml dijual seharga Rp 2.000-2.500. Jumlah karyawan yang bekerja padanya kini tak kurang dari 50 orang, termasuk untuk outlet bakso dan teh yoghurt.
Setiap harinya, ia bisa menghabiskan 20 kg daun teh kering untuk diproduksi atau menjadi 70 gelas. Gula yang dibutuhkan 4 kg per outlet per hari. Sedangkan kebutuhan daging untuk bakso sekitar 20 kg per hari.
“Usaha bakso tetap akan jadi core business saya karena omzetnya besar. Kalau teh hanya sampingan. Ke depan, saya akan tambah mitra di kota-kota besar, seperti Surabaya dan Sidoarjo,” lanjut Victor.
Ia mengaku, jalan yang ia tempuh dari hasil kerja kerasnya kini membawa keberuntungan yang luar biasa di usianya yang masih belia. “Saya tidak tahu jika dulu saya mengikuti anjuran ayah untuk sekolah di kepolisian apa ‘omzet’nya akan sebesar ini. Keluarga besar saya semua di jalur angkatan bersenjata. Tapi saya tidak minat mengikuti jejak tersebut,” yakinnya.
Untuk perluasan usaha, Victor masih enggan mengajukan kredit kemana-mana. Pakai modal pribadi dan pinjam orangtua masih memungkinkan. “Toh bapak saya dapat fasilitas kredit dari bank, yakni kredit kepolisian. Saya pinjam dari situ juga,” pungkasnya.
22.25 | 0 komentar | Read More

Dari Pengusaha Sukses Menjadi Wapres

Dari Pengusaha Sukses Menjadi Wapres
Jusuf Kalla, lahir dari pasangan saudagar Bugis, H. Kalla dan Hj Athirah, di Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, 62 tahun lalu. Ia putra kedua dari 10 orang bersaudara.
H. Kalla adalah pemilik NV Hadji Kalla, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan barang kebutuhan sehari-hari, hasil bumi, dan bahan bangunan. Selain pengusaha, H. Kalla juga anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan ibunya, pemilik Yayasan Pendidikan Athirah, Makassar.
Dengan latar belakang keluarga yang demikian, tidak heran Jusuf Kalla pun tumbuh menjadi seorang pengusaha sukses, tokoh masyarakat dan agama yang dihormati, sekaligus politisi andal.
Tamat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin pada 1967, Jusuf Kalla langsung terjun menggeluti usaha milik keluarga. Waktu itu, perusahaan dalam keadaan sulit akibat situasi ekonomi nasional yang buruk.
Di tangan Jusuf Kalla, perusahaan keluarga itu tumbuh dengan pesat. Pada 1969, perusahaan yang kemudian berganti nama menjadi Hadji Kalla Trading Coy itu, mendapat kepercayaan dari Astra International sebagai penyalur utama Toyota di Kawasan Indonesia Timur. Tidak puas di otomotif, tahun itu pula Jusuf Kalla mendirikan PT Bumi Karsa yang bergerak di bidang konstruksi.
Dialiri darah Bugis, yang sejak dulu kala dikenal sebagai saudagar tangguh, serta dengan prinsip bekerja keras, jujur, dan menghormati orang, di tubuhnya, Jusuf Kalla membesarkan perusahaannya tidak hanya di Indonesia Timur, tapi juga di Barat. Semua sektor bisnis ia lakoni. Mulai dari bisnis ecek-ecek semisal memproduksi pakan ternak dan udang melalui PT Bukaka Agro, usaha ritel dengan mendirikan Mall Ratu Indah di Makassar, sampai bisnis canggih di bidang telekomunikasi melalui PT Bukaka Singtel International dijalankan Jusuf Kalla.
Pada 1978 bersama adiknya, Ahmad Kalla, Suhaeli Kalla, dan rekannya, Fadel Muhammad, Jusuf mendirikan PT Bukaka Teknik Utama di Cileungsi, Bogor. Perusahaan ini membangun tower, konstruksi jembatan, dan terowongan penumpang ke dan dari pesawat.
Dalam menjalankan usahanya, suami dari Mufidah Jusuf ini tidak hanya berorientasi pada profit semata. Jusuf Kalla juga berusaha membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk masyarakat.
Ia juga mempunyai harapan untuk membangun serta memajukan kawasan Indonesia Timur. Kerja keras ayah dari 5 anak ini, menjadikan Bukaka sebagai salah satu perusahaan terbesar yang berasal dari Indonesia Timur.
Sementara itu, karir di bidang politik, dimulainya sejak kuliah di Fakultas Ekonomi Unhas. Ia menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unhas (1964-1966). Kemudian, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar pun ia pegang (1965-1966). Setelah itu, ia juga mendapatkan kepercayaan menjadi Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Sulsel (1966-1968). Pun dalam berbisnis, ia juga mengajak rekan-rekannya di HMI untuk terjun.
Jusuf Kalla juga sudah menjadi kader Golkar sejak belia. Pada 1965 ia menjadi Ketua Pemuda Sekber Golkar Sulsel. Setelah itu ia diangkat menjadi anggota Dewan Penasihat DPD Golkar Sulsel pada 1978.
Lalu, pada 1999 Jusuf Kalla diangkat menjadi anggota Dewan Penasihat DPP Partai Golkar, sampai akhirnya diberhentikan dari jabatan tersebut berdasarkan Rapat Pleno DPP Partai Golkar pada 15 September 2004, karena dianggap membangkang.
Mantan Menko Kesra Kabinet Gotong Royong ini, menjadi anggota MPR RI lima kali periode. Ia sudah menjadi anggota MPR-RI Utusan Golkar sejak 1982 hingga 1992. Kemudian, Jusuf Kalla menjadi anggota MPR-RI melalui Utusan Daerah sampai Agustus 2001.
Dalam pemerintahan, tahun 1999 ia dipercaya Presiden Abdurrahman Wahid untuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan merangkap Kabulog , sebelum dibebastugaskan pada 24 April 2000.
Pada masa Presiden Megawati, Jusuf Kalla ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, sejak 10 Agustus 2001 sampai 20 April 2004). Saat itulah, Jusuf Kalla mengundurkan diri untuk menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan mantan rekan sejawatnya di kabinet Gotong Royong Susilo Bambang Yudhoyono.
Semasa menjadi Menko Kesra, Jusuf Kalla berperan menuntaskan konflik Poso Sulawesi Tengah, melalui prakarsa Malino I pada 2001. Deklarasi Malino untuk Poso berlangsung pada 20 Desember 2001, ditandatangani oleh 25 wakil pihak Muslim dan 23 wakil pihak Kristiani, dan disaksikan 7 mediator (salah satunya Jusuf Kalla), 24 peninjau dari organisasi keagamaan, cendekiawan, dan pemerintah.
Dalam konflik Ambon, Kalla juga mnejadi salah satu tokoh utama upaya perdamaian melalui perundingan di Malino. Setelah empat kali pertemuan dengan kelompok yang bertikai di Ambon, akhirnya ditetapkan "Perjanjian Maluku di Malino" pada 12 Februari 2002, dengan 11 butir perjanjian.
Pada 12 September 2003, Kalla menggelar kembali Pertemuan Malino III di Malino, Sulsel, dengan tajuk temu nasional Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN RHL), sebagai upaya perbaikan lingkungan melalui reboisasi dan rehabilitasi lahan.
Semua itu rupanya tidak membuatnya puas. Kemudian, Jusuf Kalla melangkah lebih jauh lagi dengan menjadi wakil presiden terpilih dalam proses pemilihan presiden yang pertama dalam sejarah Indonesia. Berpasangan dengan SBY, Jusuf Kalla mengalahkan mantan bosnya, Megawati Soekarnoputri yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi.
Atas kemenangan SBY-Kalla ini, masyarakat mempunyai harapan yang tinggi untuk mengangkat bangsa Indonesia dari keterpurukan multidimensi ini. Di tengah-tengah tingginya espektasi masyarakat Indonesia terhadap pasangan ini, kita berharap Kalla bisa bersinergi dengan SBY untuk mewujudkan janji-janji yang mereka lontarkan selama kampanye maupun harapan-harapan rakyat Indonesia yang sudah bosan dengan berbagai janji-janji muluk.
Sebagai pengusaha sukses, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mendapat tugas memegang kompartemen ekonomi. Dengan konsentrasi ini, diharapkan Jusuf Kalla bisa mengangkat perekonomian Indonesia yang sudah terpuruk selam satu dekade ini.
sumber : kompas cyber media
22.17 | 0 komentar | Read More
 
berita unik